Blog Community Empowerment : http://agusthinminggu.blogspot.com/


Pages

MENGHINDARI “KELETIHAN”

Banyak orang yang berbakat dan memiliki potensi besar untuk sukses berputar-putar di perhentian sebelum meraih tujuan mereka. Sebagian besar mereka yang baru saja mendapatkan pekerjaan pertama memiliki berbagai harapan yang tinggi, baik dalam arti kepuasan pribadi maupun dalam melakukan sesuatu yang bermanfaat. Cukup banyak orang yang di usia tuanya  kemudian bisa mengingat periode-periode ketika sebagian besar pengharapan tersebut terpenuhi. Namun, nyaris semua orang berakhir dalam kekecewaan, setelah meraih relatif sedikit hal dan masuk kedalam keadaan  yang secara sangat bagus disebut sebagai ‘keletihan’.

Keletihan ditandai oleh gejala-gejala kelelahan, sifat lekas marah, depresi, ledakan amarah yang menggelegak, respons emosioal yang berlebihan terhadap tekanan kecil, hilangnya kesegaran, vitalitas dan suka cita. Keletihan sering mengakibatkan kelelahan mental dan keinginan untuk cepat pensiun. Acap kali, keletihan juga ditandai dengan hilangnya konsentrasi dan pendeknya ingatan, hilangnya kemampuan untuk mengambil keputusan yang mengakibatkan menurunnya produktivitas dan mundurnya standar.

Terdapat pula perasaan tiadanya pencapaian dan kekecewaan, yang diperparah oleh kepahitan karena tiadanya penghargaan yang selayaknya. Keadaan seperti ini, di dalam dirinya, membawa serta godaan untuk memakai alkohol dan obat-obatan dalam jumlah yang sangat banyak.

Lagi pula, keletihan sering mendatangkan malapetaka bagi pernikahan dan kehidupan keluarga. Kehidupan rohani juga pasti terkena oleh malapetaka semacam itu.

Penyebab-penyebab Keletihan

Mengapa banyak sekali pengusaha dan kaum profesional, termasuk konsultan dan fasilitator atau pelaku lainnya, mengalami keletihan ? Jika mengetahui penyebabnya, kita bisa menghindari akibatnya. Tak diragukan lagi, salah satu faktornya adalah beban fisik dan terutama beban mental yang terlalu berat dan berkepanjangan.

Keletihan  merupakan sebuah fenomena yang mengingatkan pada prinsip fisiologis yang disebut : ‘Hukum Starling tentang jantung’. Secara sederhana, hukum ini manyatakan bahwa merentangkan otot jantung – dengan memberinya tuntutan yang lebih besar – sampai tingkat tertentu meningkatkan kinerja kardiak;  namun setelah melewati tingkat tertentu, perentangan selanjutnya mengurangi kinerjanya.

Cerminan sebuah prinsip yang berlaku dalam hidup kita. Sampai pada tingkat tertentu, menambah beban kerja itu meningkatkan hasil. Namun, setelah melewati tingkat tertentu, hasil menurun. Ada beberapa konsultan/fasilitator/pelaku lainnya yang kinerjanya bagi program dan masyarakat menjadi kecil karena mereka tidak membiarkan dirinya direntangkan. Selanjutnya ada banyak orang lain yang terlalu direntangkan dan hidup dalam landaian menurun dalam kurva Starling. Dalam kategori terakhir ini, kita memasukan konsultan/fasilitator/pelaku lainnya yang giat melakukan terlalu banyak hal, sehingga tidak  melakukan apa pun secara efektif.

Bagaimana suatu keadaan yang berlebihan beban dalam waktu yang lama bisa terjadi? Apakah kita hanya merupakan korban dari keadaan? Saya tidak berpikir demikian. Saya telah mendapatkan kesimpulan yang sangat kuat bahwa mereka yang terus-menerus sibuk melakukannya sebagai pilihan sendiri. Saya tidak sedang menunjuk pada keadaan terlalu sibuk yang bersifat sementara. Hal ini tidak bisa dihindari. Pekerjaan meningkat; seorang sejawat dipindahkan, sakit, atau berhenti dari pekerjaan dan tidak segera diganti. Atau, pemimpin membuat berbagai permintaan atau tuntutan tambahan, mungkin disertai dengan sebuah tawaran kenaikan gaji.

Hal-hal seperti ini tidak selalu bisa diperkirakan atau dihindari; atau, jika bisa diperkirakan, acap kali mereka tidak ditindaklanjuti.

Tekanan-tekanan yang bersifat sementara tidak bisa dihindari. Sebaliknya, kesibukan berlebih secara terus-menerus, saya yakin, bisa dihindari. Secara umum, ini menunjukan suatu ketidakmampuan untuk menilai; dan saya percaya benih-benihnya sudah disebar pada saat awal karier seseorang.


Pencegahan dan Pengobatan Keletihan

Bagaimana kondisi terentang secara berlebihan, yang menyebabkan frustasi dan keletihan, bisa dihindari? Bagaimana, ketika melihat tanda-tanda awalnya, kita bisa melepaskan  diri darinya? Tidak diragukan bahwa hal ini lebih sulit bagi beberapa orang daripada bagi orang lain.

Dalam pemikiran saya, ada dua hal cara pengobatan. Yang pertama adalah secara berulang-ulang mengingatkan diri kita sendiri bahwa, apapun pekerjaan kita, kita sedang melayani masyarakat. Orang lain barangkali tidak berpikir bahwa hal yang kita lakukan itu penting, tetapi kita tidak demikian. Cara pengobatan yang kedua adalah dengan Memupuk Ketabahan :
1. Fokuslah Pada Hasil Akhir yang Sukses
2. Kelilingi Diri Anda dengan Hal-hal yang Positif

3. Jauhkan dari Kekhawatiran yang Sebetulnya Tidak Ada.

 

Salam Kompak.

MONITORING DAN EVALUASI PNPM – MPd

         Monitoring dan evaluasi (monev) merupakan kegiatan yang sangat penting dalam proses pengembangan dan pemberdayaan masyarakat khususnya melaui Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat – Mandiri Perdesaan ( PNPM-MPd ).

             Monitoring


                Monitoring merupakan pemantauan secara terus menerus proses perencanaan dan pelaksanaan kegiatan. Monitoring dapat dilakukan dengan cara mengikuti langsung kegiatan atau membaca hasil pelaporan dari pelaksanaan kegiatan guna pengumpulan informasi mengenai apa sebenarnya yang terjadi selama proses implementasi atau penerapan program. 
Tujuan monitoring  :
  1. Mengetahui  sejauh mana tahapan-tahapan dalam Rencana Kerja Tindak Lanjut (RKTL) telah dilaksanakan
  2. Bagaimana kegiatan-kegiatan (termasuk  Prosedur dan Mekanisme) dalam implementasinya dilakukan
  3. Apakah rentang waktu (sesuai RKTL yang disusun) dalam implementasinya sudah terpenuhi secara tepat atau tidak
  4. Apakah setiap aspek dalam perencanaan dan implementasi sudah berjalan sesuai dengan yang diharapkan.

            Evaluasi 


               Evaluasi adalah mengukur berhasil tidaknya suatu pendampingan yang dilaksanakan, apa sebabnya berhasil dan apa sebabnya gagal (mengidentifikasi keberhasilan dan atau kegagalan suatu rencana kegiatan atau pendampingan), serta bagaimana tindak lanjutnya. Jadi evaluasi berusaha mengidentifikasi mengenai apa yang sebenarnya terjadi  pada pelaksanaan atau penerapan program. Kegiatan evaluasi senantiasa didasarkan atas hasil dari monitoring.
Tujuan evaluasi :
  1. Mengidentifikasi tingkat pencapaian tujuan yang telah disusun dalam RKTL
  2. Mengukur dampak langsung yang terjadi pada kelompok sasaran
  3. Mengetahui  dan menganalisis konsekuensi-konsekuensi lain yang mungkin terjadi di luar rencana (externalities).

               Monev yang berkaitan dengan  pelaksanaan PNPM – MPd pada hakekatnya menekankan bahwa prinsif utama monev adalah untuk meningkatkan kualitas pembuatan keputusan atau  tindak lanjutnya. Misalnya, tindak lanjut mengenai pendampingan atau penguatan kapasitas yang akan diberikan, pelaku atau kelompok pemanfaat yang akan menerima pendampingan, serta menentukan metode pendampingan yang akan diberikan. Suatu tindak lanjut dilakukan berdasarkan penilaian yang dibuat dengan cara membandingkan berbagai bukti  (evidence) yang berkaitan dengan apakah pendampingan dan fasilitasi telah sesuai dengan kriteria (criteria) yang ditetapkan dan bagaimana pendampingan tersebut harus dibuat dan diimplementasikan.

             

AGUSTHIN MINGGU, Fasilitator Teknik Kabupaten PNPM-MPd Kalteng